Para ilmuwan berhasil mengembangkan sebuah alat yang bisa mendeteksi kanker payudara dalam waktu singkat. Alat yang dinamakan BreathLink tersebut diharapkan bisa mengurangi penggunaan mammogram.
Seperti dilansir laman Daily Mail, cara kerja alat yang dikembangkan oleh perusahaan Amerika Serikat (AS) tersebut tak membutuhkan waktu lama. Pasien wanita cukup bernapas menggunakan breathalyser selama dua menit.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE ini memperlihatkan bahwa BreathLink cukup akurat seperti halnya mammogram. Meski demikian salah seorang peneliti yang turut mengembangkan alat tersebut, Dr. Phillips mengatakan, diperlukan studi yang lebih besar sebelum BreathLink menjadi pilihan pertama untuk pemeriksaan kanker payudara.
"Saya optimistis bahwa dalam beberapa tahun ke depan, orang-orang akan mulai melihat tes pernapasan sebagai tes global," ujar Dr. Phillips.
Selama ini memang sudah banyak penelitian yang mengungkap keterkaitan bau tubuh dengan penyakit. Salah satunya pernah dipublikasikan dalam jurnal Sensors bertajuk Advances in Electronic-Nose Technologies Developed for Biomedical Applications.
Dalam studi itu disebutkan bahwa napas orang dengan penyakit diabetes memiliki bau seperti pembersih kuku. Kemudian orang dengan penyakit gagal hati memiliki bau napas seperti ikan mentah. Sementara mereka yang mengidap penyakit kuning memiliki bau kulit seperti toko daging.
Dr. George Preti dari Monell Chemical Senses Center di Philadelphia mengatakan, ia telah mendengar banyak laporan dari pasien yang mendapatkan bau tidak enak ketika berada di sekitar orang yang mengidap kanker. Ia sendiri sangat tertarik meneliti kanker ovaroium yang sering kali tidak terdiagnosa hingga stadium lanjut.
Saat ini, Dr. Preti berkerja sama dengan Penn Vet Working Dog Center untuk mengajarkan anjing agar mereka bisa mengendus kanker ovarium.

Tidak ada komentar :
Posting Komentar