Rabu, 05 Maret 2014

Sehatkan Jantung dengan Makan Malam Romantis



Ruang temaram bercahayakan lilin, tebaran kelopak bunga hingga musik romantis, selalu jadi momen yang mampu membuat setiap wanita terpesona. Momen romantis ini pun tidak hanya membuat Anda dan pasangan semakin dekat hingga seolah tak terpisahkan, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan jantung. 

Hal itu diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan Lund University di Swedia. Para peneliti mengungkap bahwa menghirup asap lilin memberikan manfaat positif untuk irama jantung. Mereka percaya bahwa partikel garam berukuran kecil yang dilepaskan saat lilin terbakar memberikan manfaat positif itu. 


Para peneliti pun memonitor aktivitas jantung 13 pria dan wanita yang berada dalam sebuah ruangan kecil. Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama berada di ruangan yang telah dipompa dengan udara yang mengandung asap lilin, sedangkan kelompok kedua berada di ruangan dengan udara biasa. 


Hasilnya, partisipan yang menghirup udara yang mengandung asap lilin memiliki denyut jantung yang lebih tinggi dibanding mereka yang menghirup udara biasa. 


Denyut jantung alami setiap orang berfluktuasi secara alami sepanjang waktu. Biasanya denyut jantung akan lebih cepat saat seseorang menghirup napas dibanding saat mengeluarkannya. Kondisi ini dianggap sehat dan merupakan tanda bahwa otak selalu waspada serta mampu mengendalikan kerja jantung. 


Variasi denyut akan semakin berkurang saat seseorang menginjak usia lanjut atau mengalami masalah jantung. Tetapi menurut penelitian tersebut, denyut jantung akan kembali meningkat setelah menghirup asap lilin. 


Christina Isaxon, salah satu peneliti dalam penelitian tersebut mengatakan, kepekatan asap lilin yang mereka gunakan dalam penelitian sama pekatnya dengan asap lilin saat makan malam. Itulah mengapa makan malam dengan diterangi cahaya lilin juga dapat menyehatkan jantung.


Menurut Dr Isaxon, efek menyehatkan itu disebabkan oleh partikel kecil natrium dan kalium yang dikeluarkan bersama jelaga lilin. Dua elemen itu diketahui merupakan zat yang berperan dalam pengaturan irama jantung dan pengiriman informasi antarsel di dalam tubuh. Sebagai informasi, natrium lebih banyak diproduksi ketika lilin masih terbakar.


Penelitian yang merupakan disertasi itu tidak menemukan adanya efek negatif dari asap lilin. Meski demikian, efek menyehatkan tidak dimiliki sembarang lilin. 


Asosiasi Kimia Amerika mengatakan bahwa lilin parafin, jenis yang paling umum beredar di pasaran, dapat melepaskan bahan kimia yang memiliki potensi bahaya. Potensi bahaya lilin parafin terkait dengan kanker, asma, dan eksim. Oleh karena itu, mereka merekomendasikan untuk menggunakan lilin yang lebih alami seperti lilin lebah atau lilin kedelai. 


Dalam percobaannya, Dr Isaxon menggunakan lilin yang terbuat dari stearin murni atau lemak alami 100 persen. Ia menganjurkan untuk menggunakan lilin yang lebih alami. Sebisa mungkin, hindari menggunakan lilin yang diberi warna atau aroma tertentu karena lilin tersebut akan mengeluarkan zat kimia berbahaya ketika dibakar. 


"Karena kita menghabiskan lebih dari 85% waktu dengan berada di dalam ruangan, apa yang kita hirup sangatlah penting,” ujarnya seperti dilansir Daily Mail.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar :

Posting Komentar