Jika Anda punya kebiasaan buang air kecil di kolam renang, sebaiknya hentikan hal tersebut. Pasalnya, sebuah studi baru yang dilakukan China Agricultural University dan Purdue University menyebutkan bahwa kebiasaan tersebut berkaitan dengan masalah pernafasan dan paru-paru.
Para peneliti menganalisis sampel air dari dua kolam berbeda, yang pertama air kolam bersih, tanpa urin para perenang, dan yang kedua yang bercampur dengan urin.
"Di kolam pertama, tidak ada senyawa kimia baru yang terbentuk, sementara di kolam kedua, ada senyawa baru yang merupakan hasil percampuran antara klorin dan urin," kata peneliti, dilansir Daily Mail.
Dalam penelitian lanjutan di laboratorium, peneliti juga memeriksa reaksi kimia yang terjadi antara klorin dengan senyawa yang terdapat dalam urin dan keringat manusia. Dari situ, juga diketahui, klorin bereaksi positif dengan asam urea yang terdapat dalam urin.
Urin manusia mengandung 24 - 68 persen asam urea, yang akan berubah menjadi sianogen klorida saat bercampur dengan klorin. Semakin banyak asam urea di dalam kolam, maka akan semakin banyak pula sianogen klorida yang terbentuk.
Dalam tubuh, sianogen klorida bisa memengaruhi banyak organ, termasuk paru-paru, jantung dan sistem saraf pusat, melalui pernafasan dan air yang tidak sengaja tertelan masuk.
"Senyawa sianogen klorida yang terbentuk dalam air kolam akan masuk dalam tubuh melalui air yang tidak sengaja tertelan atau terhirup saat berenang, dan memicu timbulnya masalah kesehatan," tutupnya.
Selain sionogen klorida, produk sampingan lain yang juga bisa terbentuk adalah trikloramin dari proses kimia klorin yang terlalu lama berada dalam air. Dilansir Environmental Health News, trikloramin bisa menyebabkan terhambatnya kerja paru-paru pada manusia dewasa, gatal pada mata, hidung berair juga suara serak.

Tidak ada komentar :
Posting Komentar